Hari ini tepat dua
minggu saya di rumah sakit karena Covid. Perjalanan yang sangat menarik dan
membuka mata. Perhatian yang diberikan keluarga, saudara dan teman sangat luar
biasa, dan tentunya banyak yang bertanya.. Kira-kira seperti ini..
HAH? Elu kena Covid Sur? Gak apa kan? Gak akan mati?
Pasti
mati lah... Semua mahluk hidup ada waktunya.. Tapi kemungkinan saya meninggal
dari Covid ini sepertinya sangat kecil.. Jadi tenang aja gak perlu panik.LOH?! Katanya Covid bahaya. Kok malah becanda gini? Serius dong!
Okay, serius ya... Covid itu penyakit sangat berbahaya, karena sangat menular.. Covid itu sejenis flu dengan potensi berefek sangat buruk bahkan fatal ke sebagian orang.. Meskipun ke sebagian besar tidak ada efek gejala sama sekali, atau gejala ringan.Ooo.. Gak sebegitu bahayanya dong Covid..
Kalau untuk yang gak bergejala, gak bahaya, tapi untuk 15 ribu orang di Indonesia dan 1.3 juta orang di dunia yang sudah meninggal, sangat berbahaya. Yang bikin Covid sangat berbahaya itu, adalah orang yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan, tetap menyebarkan virus ini, sehingga bila terkena yang rentan, potensi fatal.Korban Covid-19 per 13 Nov 2020 |
Ih serem juga ya.. Tapi elu aman kan Sur?
Saya masuk kategori gejala ringan, karena ada demam, ngilu, pusing dan hilang rasa. Hasil X-Ray menunjukan ada sedikit infeksi di Paru, tapi tidak ada sesak nafas dan saturasi oksigen bagus. Jadilah dirawat untuk jaga-jaga, apalagi overweight itu faktor resiko juga.Untungnya
saya tidak punya masalah diabetes, paru atau jantung dan belum berumur yang
merupakan faktor pengali utama resiko Covid.
Loh
kalau gitu kenapa lama di Rumah Sakit?
Saya
mendapat pengobatan Avigan, banyak banget vitamin, dan obat pendukung selama
satu minggu. Meskipun semua gejala sudah hilang, hasil test PCR Swab nya masih
positif, meskipun Alhamdullilah CT nya sudah 40, dan karena radang di paru
belum selesai, oleh dokter diperpanjang satu siklus terapi lagi.
Loh?
Kok Swab Positif tapi Alhamdullilah?
Bersyukur
dan tenang itu bagian utama dari penyembuhan, tapi memang bersyukur, karena CT
40 itu artinya udah gak ngaruh virusnya dalam tubuh. Waktu pertama masuk dengan
CT 23 itu virus masih hidup dan masih menular.
Sekarang virusnya sudah tidak efektif, tidak menular, hanya tinggal tunggu
keluar dari tubuh dan infeksi paru hilang.
Menarik juga, CT itu apa emangnya sih?
Kalau
disederhanakan, test RT PCR itu ngeliat hasil swab di hidung kita ada virus
Corona atau nggak. Hasil sampel tersebut perlu di perbanyak dan diperbesar dalam
beberapa siklus sampai bisa terlihat.
Kalau
baru sedikit siklus sudah terdeteksi, berarti jumlah virusnya sudah banyak dan
pasien sangat sakit. Kalau perlu siklus berulang-ulang baru bisa terdeteksi,
artinya virusnya hanya sedikit.
Riset
menunjukan bahwa virus yang baru terdeteksi pada CT – Cycle Threshold ke 30an, sudah
dalam keadaan tidak aktif, sehingga pemerintah menentukan CT 35 sebagai batas
dianggap Negatif.
Jadi
bener Alhamdullilah bahwa CT saya 40, artinya meskipun dalam tubuh masih ada
sisa Virus, tidak lagi efektif, tidak berkembang biak dan tidak menular.
Saya
di rawat di RSPP Modular Hospital Simprug. Fasilitas khusus Covid, dibikin
dengan negative pressure untuk isolasi. Dilayani dengan sangat baik dari segi
medis. Sangat nyaman, sangat professional dan semuanya ditanggung pemerintah.
Istimewa, terima kasih Pak Dhe.
Namun
karena ini fasilitas isolasi, jadi ya memang tiap hari hanya dikamar, gak bisa keluar
liat matahari. Di komputer, makan, tidur, youtube, Netflix, kerja, WA, tidur
lagi, sambil terus dikasih obat dan suntik dan kontrol medis 24 jam.
Not bad juga ya. Jangan godain susternya tapi ya!
Hahahaha…
Pertama, semua yang masuk ruangan ini kaya robot pake baju APD, suster, dokter,
cleaning service, semua kaya robot. Bahaya godain suster taunya dapet mas-mas
cleaning service.
Kedua,
semua orang-orang pekerja medis ini, seperti adik-adik iparku, mesti masuk surga dan dapet penghargaan.
Karena disaat orang takut sama Covid, mereka justru ikhlas masuk ke sarang
Covid tiap hari dengan segala resikonya.
Kok mendadak jadi bijak? Pasti banyak hikmahnya ya?
Waktu
itu kemewahan yang jarang saya rasakan selama ini. Sekarang dipaksa untuk slow
down, jadi bisa mikir, bisa recharge, jadi liburan courtesy dari Covid.
Hikmah
utamanya adalah dibukakan matanya betapa banyak orang yang kasih perhatian dan
sayang. Juga betapa banyak yang perlu kita syukuri dalam hidup.
Istri
yang meskipun sudah puluhan tahun makan asam garam, bukan berkurang tapi justru
tambah sayangnya… Anak-anak yang sudah besar dan mandiri… Keluarga, Sayang, yang
penuh perhatian dan nemenin lewat WA... Boss yang ikhlas ngasih cuti meski
project lagi genting... Temen-temen yang ngirim video 1 menit jadi gak
kebosenan… Dan beribu hal kecil lain yang ternyata patut disyukuri,
termasuk nikmatnya makan pake sendok besi dari rumah dibanding sendok plastic di
rumah sakit.
Woy udah ceramahnya, nanti jadi penceramah dadakan!
Iyaaa…
Ini juga udah kepanjangan… Intinya, hati-hati dengan Covid, jaga jarak, pake
masker, cuci tangan, jangan sampe kita, atau orang yang kita sayang kena.
Selebihnya
bersyukurlah. Sehat, temen, keluarga, rejeki, umur, itu semua nikmat yang tiada
taranya.
Thanks
for the love guys.. Udah dulu ya, mau cek tensi dari tadi ditungguin robot
disebelah, moga-moga suster bukan mas-mas... Bye...